Nama
saya Nurul Aslami , nama panggilan saya “ami” , nama panggilan itu ayah saya
yang memberikan. Saya lahir di Jember pad atanggal 10 Juni 1995. Saya anak
teakhir dari 2 bersaudara dari pasangan bapak Bambang Haryono dan ibu
Khotidjah.
Riwayat
pendidikan : SDN Kranjingan 01 Jember, SMPN 8 Jember, SMAN 3 Jember, dan saat
ini saya sedang mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Jember (UNEJ) strata
S1 Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan khususnya di prodi Biologi.
Dalam
kehidupan saya, saya memiliki tokoh yang
selalu menginspirasi saya selama ini. Orang itu adalah Ayah saya, beliau adalah
tipe orang yang sangat sayang kepada keluarganya, namun beliau sangat keras dan
disiplin dalam mendidik anak-anaknya. Pada waktu balita mungkin beliau masih
belum begitu keras dalam mendidik, namun saat mulai memasuki bangku sekolah,
beliau sudah menerapkan kedisiplinan dan pendidikan yang keras. Misalnya saja
pada waktu kelas 1 SD saya sudah diajarkan untuk menerapkn shalat 5 waktu
terutama subuh, bagi anak kecil khususnya kelas 1 SD mungkin shalat subuh
adalah hal sedikit berat karna harus bangun ketika hari maih gelap, tetapi ayah
saya mengharuskan itu.menginjak kelas-kelas berikutnya saya mulai diajarkan
untuk bersikap sopan,cara makan yang baik, cara berbicara yang baik, bangun
tidur tepat waktu dan berangkat sekolah tepat waktu. Begitu juga dengan nilai
sekolah, ayah saya sangat marah sekali jijka nilai sekolah anak-anaknya jelek.
Pengalaman saya pada waktukelas 5 SD , saya mendapat nilai 46 pada tugas
pelajaran matematika, begitu ayah saya mengetahuinya, ayah saya langsung
memarahi saya dan menghukum dengan cara mengerjakan soal-soal setipe
berulang-ulang sampai larut malam, jika saya sudah mulai menguap ayah saya
memerintahkan untuk membasuh muka agar tidak mengantuk. Pengalaman itu yang
sangat melekat sampai saat ini. Pengalaman lain adalah pada saat saya tidak
bangun tepat waktu, sudah dibangunkan beberapa kali tetapi saya tidak kunjung
bangun, akhirnya ayah saya menyiram telinga saya dengan air kulkas otomatis
saya terbangun dengan sangat kaget.
Meskipun
ayah saya keras dalam mendidik, dari saya kecil hingga saat ni saya tidak
pernah dipukul oleh ayah saya.dan meskipun ayah saya bersikap keraas begitu
namun beliau masih mempunyai sifat yang sangat baik, misal jika saya mendapat
nilai baik saya sering diberi hadiah atau sering diajak jalan-jalan.
Memasuki
masa SMA, ayah saya sudah sanga jarang berbicara lagi kepada saya, padahal dari
TK,SD, SMP saya terbilang dekat dengan ayah saya. Beranjak masa remaja saya
lebih dekat dengan ibu saya, dari situ saya mengetahui bahwa ayah saya
mengajarkan saya untuk mulai mandiri. Ayah saya sudah jaran menasihati atau
membimbing saya lagi.tetapi saya tidak berpikir bahwa ayah saya tidak perhatian
lagi kepada saya, namun saya mengartikan bahwa ayah saya sudah mengajarkan
sikap mandiri dan bertanggung jawab. Dengan sikap diamnya ayah saya,ada pesan
tersirat, saya menyimpulkan bahwa ‘saya boleh melakukan apa saja. Saya boleh
memilih jalan saya sendiri aslakan jangan sampai mengecewakan perasaan orang
tua, selalu beretika yang benar, jangan meninggalkan shalat dan yang terpenting
adalah menjaga dengan baik kepercayaan yang telah diberikan oleh orang tua
kepada saya’. Saya sangat berterimakasih sekali kepada kedua orang tua saya,
karna telah mebimbing saya dan mendukung saya hingga saat ini dan pada akhirnya
saya bisa menjadi seperti sekarang ini. Harapan saya adalah, suatu saat saya
bisa membalas jasa-jasa yang telah mereka berikan selama ini dengan
keberhasilan saya kelak . . .
0 komentar:
Posting Komentar