Pages

Kamis, 29 Mei 2014

LEUKIMIA

Apa itu leukemia ?  
Leukemia adalah peningkatan abnormal jumlah sel darah putih. Sel-sel darah putih (leukosit) ini menekan elemen darah lainnya seperti sel-sel darah merah (eritrosit) dan keping-keping darah (trombosit). Sel-sel darah putih yang meningkat ini belum matang dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Darah kita memiliki tiga tipe sel : sel darah putih (leukosit) yang berperan dalam memerangi infeksi, sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi mengangkut oksigen, dan keping darah (trombosit) yang membantu proses pembekuan darah. Semua elemen darah ini berada dalam cairan yang disebut plasma darah. Setiap hari ratusan milyar sel darah baru diproduksi dalam sumsum tulang, dan kebanyakan dari mereka adalah sel darah merah. Pada penderita leukemia, tubuh memproduksi sel darah putih lebih banyak dari yang dibutuhkan. Beberapa sel darah putih belum matang dan cenderung bertahan lebih lama dari waktu normalnya.

Walaupun jumlahnya sangat banyak, sel-sel leukemia ini tidak dapat memerangi infeksi sebagaimana yang dilakukan sel darah putih normal. Karena jumlahnya yang menumpuk, sel-sel leukemia ini menggangu fungsi organ vital, termasuk juga proses pembentukan sel-sel darah yang sehat. Akhirnya tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup untuk suplai oksigen. Akibatnya penderita leukemia menglami anemia, serta peningkatan resiko terjadinya pendarahan, memar maupun infeksi.

Kasus leukemia diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu akut dan kronis. Pada leukemia akut, peningkatan terjadi sebelum pertumbuhan sel darah putih mencapai tahap kematangannya. Sedangkan leukemia kronis berkembang lebih lambat, dengan sel darah putih yang berkembang sampai mencapai kematangan sempurna.

Lebih dalam lagi, leukemia diklasifikasikan berdasarkan tipe sel darah putih yang terlibat, sel-sel mieloid (neutrofil, basofil, atau eosinofil) atau sel-sel limfoid (limfosit). Di bawah mikroskop, 2 tipe sel darah putih ini dapat dengan mudah dibedakan, dimana sel-sel mieloid mengandung granula atau partikel-partikel yang sangat kecil, sedangkan sel-sel limfoid tidak demikian.

Apakah penyebab Leukemia?

Tidak ada seorangpun yang mengetahui secara pasti apa penyebab leukemia. Walaupun abnormalitas kromosom dihubungkan dengan leukemia, namun abnormalitas kromosom tersebut tidak menyebabkan leukemia. Sebagai contoh, pada hakekatnya semua penderita Chronic Myelogenous Leukemia (CML)/Leukemia Mielogenik Kronis (LMK) dan beberapa penderita Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL)/Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) memiliki kelainan kromosom yang dikenal dengan kromosom Philadelphia (translokasi dari kromosom 9 dan 22) pada sel darah putih dan sumsum tulang. Sedangkan pada tipe leukemia lainnya, abnormalitas kromosom adalah yang didapat (acquired), bukan yang diturunkan (hereditary) maupun bawaan lahir (congenital).

Kelainan genetik yang dihubungkan dengan Acute Myeloid Leukemia (AML)/Leukemia Mielositik Akut (LMA) meliputi Down Syndrome, Bloom Sydrome (penyakit penuaan dini akibat kehilangan gen repair DNA), Anemia Fanconi (kelainan autosomal resesif yang ditandai dengan mutasi 13 gen dan menyebabkan pansitopenia (rendahnya jumlah eritrosit, leukosit, dan trombosit), hipoplasia sumsum tulang, dan instabilitas kromosom), atau defisiensi sistem imun seperti Wiskott-Aldrich Syndrome (kelainan genetik terpaut kromosom-X yang diturunkan secara resesif, yang menyebabkan defisiensi sistem imun primer (yang melibatkan Limfosit B dan T), dan trombositopenia (rendahnya jumlah trombosit)), Ataxia-Telangiectasia (kelainan autosomal resesif yang ditandai dengan ataxia (ketidakmampuan koordinasi otot) dan telangiectasia (pembesaran pembuluh darah kapiler)).

Faktor lingkungan, terutama meningkatnya polusi mempengaruhi resiko terjadinya leukemia. Perokok juga lebih rentan untuk terserang leukemia. Penelitian juga menghuungkan terpapar radiasi jangka panjang dan bahan-bahan kimia di rumah maupun tempat kerja (seperti bahan bakar minyak dan cat pewarna rambut) serta radiasi non-ionisasi dengan leukemia.

Leukemia juga dapat merupakan komplikasi (namun jarang terjadi) dari kemoterapi atau radioterapi yang dilakukan untuk mengatasi penyakit kanker lainnya. Resiko terjadinya leukemia akut meningkat pada pasien kanker yang mendapatkan kedua terapi tersebuat. Resiko ini paling umum terjadi pada penderita kanker payudara serta limfoma Hodgkin's dan non-Hodgkin's. Selain itu, resiko ini juga sering pada penderita kanker testis, mieloma, dan sarcoma.

Radiasi ionisasi seperti terpapar ledakan nuklir, debu uranium dan gas radon juga dihubungkan dengan leukemia.

Selain itu riwayat keluarga juga merupakan faktor resiko terjadinya leukemia. Sebagai contoh, jika salah seorang dari pasangan kembar identik menderita Acute Limphoblastic Leukemia (ALL)/Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), maka saudara kembarnya memiliki kemungkinan 20% untuk menderita Acute Limphoblastic Leukemia (ALL)/Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dalam waktu 1 tahun.

Leukemia digolongkan menurut cepatnya penyakit ini berkembang dan memburuk, yaitu:
-         1. Leukemia akut (acute leukemia): Sel darah sangat tidak normal, tidak dapat berfungsi seperti sel normal, dan jumlahnya meningkat secara cepat. Kondisi penderita dengan leukemia jenis ini memburuk dengan cepat.
2. Leukemia kronik (chronic leukemia): Pada awalnya sel darah yang abnormal masih dapat berfungsi, dan orang dengan leukemia jenis ini mungkin tidak menunjukkan gejala. Perlahan-lahan, leukemia kronik memburuk dan mulai menunjukkan gejala ketika sel leukemia bertambah banyak dan produksi sel normal berkurang.

Leukemia juga digolongkan menurut tipe sel darah putih yang terkena. Maksudnya, leukemia dapat muncul dari sel limfoid (disebut leukemia limfositik) atau mieloid (disebut leukemia mieloid). Secara keseluruhan, leukemia terbagi menjadi :
a.       Leukemia limfositik kronik(chronic lymphocytic leukemia) : terutama mengenai orang berusia >55 tahun, dan jarang sekali mengenai anak-anak.
b.      Leukemia mieloid kronik (chronic myelogenous leukemia): terutama mengenai orang dewasa.
c.       Leukemia limfositik akut (acute lymphocytic leukemia) : terutama mengenai anak-anak, namun dapat juga mengenai dewasa. Leukemia jenis ini merupakan jenis leukemia terbanyak pada anak (sekitar 75 – 80 % leukemia pada anak)
d.      Leukemia mieloid akut (acute myelogenous leukemia): Dapat mengenai anak maupun orang dewasa. Merupakan 20 % leukemia pada anak.
e.       Leukemia jenis lainnya : hairy cell leukemia, merupakan suatu jenis leukemia kronik yang jarang ditemukan.

Penyebab dan Faktor Risiko Leukemia
Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Namun, menurut hasil penelitian, orang dengan faktor risiko tertentu lebih meningkatkan risiko timbulnya penyakit leukemia.
Faktor risiko tersebut adalah :
1.      Radiasi dosis tinggi : Radiasi dengan dosis sangat tinggi, seperti waktu bom atom di Jepang pada masa perang dunia ke-2 menyebabkan peningkatan insiden penyakit ini. Terapi medis yang menggunakan radiasi juga merupakan sumber radiasi dosis tinggi. Sedangkan radiasi untuk diagnostik (misalnya rontgen), dosisnya jauh lebih rendah dan tidak berhubungan dengan peningkatan kejadian leukemia.
2.      Pajanan terhadap zat kimia tertentu : benzene, formaldehida
3.      Kemoterapi : Pasien kanker jenis lain yang mendapat kemoterapi tertentu dapat menderita leukemia di kemudian hari. Misalnya kemoterapi jenis alkylating agents. Namun pemberian kemoterapi jenis tersebut tetap boleh diberikan dengan pertimbangan rasio manfaat-risikonya.
4.      Sindrom Down : Sindrom Down dan berbagai kelainan genetik lainnya yang disebabkan oleh kelainan kromosom dapat meningkatkan risiko kanker.
5.      Human T-Cell Leukemia Virus-1(HTLV-1). Virus tersebut menyebabkan leukemia T-cell yang jarang ditemukan. Jenis virus lainnya yang dapat menimbulkan leukemia adalah retrovirus dan virus leukemia feline.
6.      Sindroma mielodisplastik : sindroma mielodisplastik adalah suatu kelainan pembentukkan sel darah yang ditandai berkurangnya kepadatan sel (hiposelularitas) pada sumsum tulang. Penyakit ini sering didefinisikan sebagai pre-leukemia. Orang dengan kelainan ini berisiko tinggi untuk berkembang menjadi leukemia.
7.      Merokok

Gejala dan Tanda
Gejala penderita leukemia bevariasi tergantung dari jumlah sel abnormal dan tempat berkumpulnya sel abnormal tersebut. Gejala umum pasien leukemia yaitu :
-          Demam atau keringat malam
-          Sering mengalami infeksi
-          Merasa lemah atau capai
-          Pucat
-          Sakit kepala
-          Mudah berdarah atau memar.Misalnya gusi mudah berdarah saat sikat gigi, muda memar saat terbentur ringan)
-          Nyeri pada tulang dan/atau sendi
-          Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut, akibat pembesaran limpa
-          Pembesaran kelenjar getah bening, terutama di leher dan ketiak

-          Penurunan berat badan

0 komentar:

Posting Komentar